Jubah hitam.
Untuk siapa kau berkabung?
Mengapa kenakan pakaian malam di sinar surya?
Apa kena kemelayuh api sedihku.
Atau samar jiwamu dengan jubah itu.
Apabila kau sama daku,berduka tuk hati layu,
mengapa kau cemooh aku?
Apa engkau seorang khotib.
Yng tiap jum'at berkhutbah di mimbar mesjid.
itukah sebab jubah muram kau kenakan,
apa kau seorang mata mata,
mengintip di balik perdu,yang tak dapat menyembunyikanmu,
siapa yang kau pedulikan?
Mungkinkah aku seorang sakit,dan kau tabibku?
Kesunyian malam memuncak,menggandeng senyap.
Bulan 15 yang seharusnya hadir bersama bintang,
terbit dalam langit yang hampa.
Gelap bak malam dalam kantuk membebani mata,
Terjaga kenangan yang membakar
kebahagiaan yang pedih dan keluh kelakar,
Berenang di telaga kelam,
Debu debu tersiram aliran madu
yang sungguh tiada tara menyegarkan,
Sambutan tengadah telapak tangan,
menampung sisa sisa kebatilan dan kelaliman,
Membasahi hingga telapak tanpa alas kaki,
Terpecik diatas sejadah sebuah tetesan permata
yg mencair dalam kebisuan,
tundukan helaian kelembutan diatas kain yang tiada kira nyaman,
Memohon sebuah harapan yang belum terpenuhi,
sekuntum bunga yang mekar sepanjang malam,
Dan tak terlupakan mutiara yang telah IA beri.